Sabtu, 02 April 2011
alangkah nikmatnya.........
Suatu saat saya membeli beberapa roti beraneka rasa dari penjual roti keliling di kompleks. Harga yang harus saya keluarkan pun tidak terlalu mahal, hanya 3ribuan per pieces. Kalau dibandingkan dengan harga roti uang dibeli dari "Kompeni" Bakery jelas bedanya jauh. Namun untuk golongan tertentu akan sangat mudah mendapatkan jenis roti dengan harga beberapa kali lipat itu.
Nyatanya dua "kasta" roti ini tetap punya pangsa sendiri. Sebenarnya untuk lidah "ndeso" saya ini kedua jenis roti ini gak beda jauh dalam hal rasa, yang penting besarnya sama harganya beda.....lebih murah tentunya. Mungkin bagi orang yang tinggi kastanya akan terasa perbedaannya, mungkin itu teksturnya, gurihnya atau "kenyil kenyil" nya. Roti yang menjadi kelas saya tidak akan masuk ke mulutnya, sekali gigit muntah sak amapase..........lha kalo saya, wong gaji 15 koma aja koq mikir sampe tekstur roti segala....maksudnya gajian saben tanggal 15 udah koma....halahhh nasib pe en es kroco...
Hal demikian tidak hanya berkenaan dengan roti saja, ada kerabat yang tidak bisa nelen kalo tidak beras "pandan wangi" atau "rojolele". Kalo beras pera atau "raskin" akan spontan termuntahkan begitu diemplok....Ada juga teman yang tidak bisa tidur kalo tanpa alas empuk seperti spring bed made in Italy. Makanya tiap menginap dimanapoun yang diributkan selalu "ajang peturonan"....
Adanya fenomena itu membuat segmen pasar akan terbagi....(halahhhh kaya ekonom wae).....pasar kere bin trotoar dan pasar borju alias jetset. Coba sampeyan pergi ke warung angkringan atau warteg pinggir jalan, dengan modal 50ribu niscaya perut anda akan termanjakan.....tapi sekali waktu masuklah ke Lounge (jane ra mudeng artine)atau ke resto mewah.....uang segitu?? blasss ra mbejaji jare wong wonogiri.....ga ada harganya babar blasssss......yahh that's life...selera puan akan menjadi kelas pembeda antar masyarakat....
Sebenarnya secara fisiologis manusia sudah di"desain" untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada pada diri kita, termasuk yang berkenaan dengan uraian tadi. Mau dijejali sega thiwul oke...apalagi rojolele tambah mak nyusss..mau pakai bahan goni ayo, pakai bahan sutra lebih ayo lagi...tidur beralas tiker sobek kalo udah ngantuk ya pasti ngorok, apalagi spring bed yang bisa membal 2 meter....hmm tambah angler mas...Yang jelas semua itu ada pertanggung jawabannya...Ketika seorang dhuafa yang setiap harinya makan nasi pera lauk ikan asin bisa beribadah khusyu', bersedekah dan amalan lainnya, trus bagaimana dengan yang nelennya rojolele???? So hidup berputar kawan, jangan kita sia siakan nikmat yang telah kita dapatkan selama ini........ sesungguhnya siapa yang ingkar terhadap nikmat yang tlah diberikan, niscaya ??????? naudzubillah....
why...02042011......16.45 wib
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ya itullah lellakone manungso.......... gusti alloh mecipta berhagai hal dan macempun kadang bertolak belakang lain sisi berpasang2an kadang keduanya dipertemukan..... so gmn sikap kite aaje....
BalasHapus